WARTA DESA - Baliho berwarna merah bertulisan ucapan selamat Hari Raya Idul Adha yang terpampang di ruangan Mesjid Agung Cianjur, mendapatkan sorotan tajam dari sejumlah pihak.
Pasalnya, baliho berukuran panjang sekira 3 meter, lebar 1 meter itu tampak terpasang tepat di samping sebelah kiri mimbar, saat pelaksanaan sholat Idul Adha, pada Minggu 10 Juli 2022.
Menyoroti hal itu, tokoh pemuda Cianjur yang akrab di sapa Mamang Gawel mengatakan, masjid itu di dalam keterangan pun, dan di dalam alqur'an pun diterangkan di sana bahwa masjid itu tempat bersujud.
"Tidak ada lebih tidak ada kurang, minum, makan, merokok. Apalagi ngomong masalah dunia pun itu 40 tahun tidak akan di terima amal perbuatannya," kata ia kepada wartawan, Selasa (12/7/2022).
Tak hanya tokoh pemuda tersebut, wakil Komisi A DPRD Cianjur, Muhamad Isnaeni angkat bicara, masjid merupakan tempat suci kita untuk beribadah, hendaknya jangan dikotori atau dijadikan hal-hal diluar sarana ibadah.
"Belum ada kan baliho selama ini dipasang di dalam masjid Agung dan itu sangat mengganggu. Saya minta lain kali, janganlah sesuatu dijadikan alat untuk hal yang tidak sesuai dengan keperuntukkannya,"ujarnya.
Isnaeni mengatakan, biarkan masjid agung itu suci, tidak diembel-embeli dan tidak diberikan gambaran gambaran yang akan membuat kontroversi di masyarakat itu sendiri.
"Seharusnya itu diluar saja. Kan diluar juga bisa, atau ada ditempat pemasangan masing-masing. Itu kan sudah ada diberikan ruang oleh pemerintah itu sendiri, dimana harus pasang spanduk, atau pasang baliho tidak seenaknya saja," tandasnya.
Kader besutan Airlangga Hartarto itu juga meminta kepada pihak pengurus mesjid Agung untuk tidak lagi memasang baliho yang tidak ada kaitannya dengan tempat peribadatan.
Sementara Bupati Cianjur, Herman Suherman tidak banyak berkomentar saat ditanya adanya baliho ucapan Idul Adha yang menampilkan foto pasangan pihaknya di ruangan mesjid Agung Cianjur. Namun dia mengaku melihat regulasi.
"Kita lihat regulasi saja dan coba tanya ke DKM," ujar Herman Suherman saat di konfirmasi usai kegiatan rapat paripurna HJC di kantor Wakil Rakyat Cianjur.
Meski begitu orang nomor satu di tatar santri itu juga mengaku bahwa soal itu bukan urusan pemerintah.
"Kalau itu mah kan urusan DKM bukan urusan pemerintahan, jadi tanya saja ke DKM karena kita kurang paham," pungkasnya.**EM