WARTADESA - Gara-Gara Bahan Bakar minyak (BBM) naik sejumlah nelayan di Pantai Jayanti, tepatnya di Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur terpaksa berhenti melaut, karena hasil tangkapan ikan menurun.
Selain itu, pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tingkat harga jual ikan yang menurun membuat pendapatan para nelayan tidak menentu.
Cacang (32) seorang nelayan di Jayanti menyebutkan, saat ini dari sebanyak 700 nelayan di Cidaun sekitar 25 persennya memilih untuk tidak melaut, karena tangkapan ikan yang menurun.
"Saat ini tangkapan ikan menurun, biasanya kita bisa menangkap ikan hingga puluhan kilogram, tapi kini cuman 5-7 kilogram saja perharinya," kata dia, Selasa (11/10/2022).
Selain itu, kata dia, harga jual ikan hasil tangkapan saat ini harganya mengalami penurunan, seperti ikan jenis Kadukang atau Jalam Roti lokal dari seharga Rp 28 ribu per kilogram jadi Rp 25 ribu per kilogramnya.
"Tidak hanya itu setelah pemerintah menaikan harga BBM, membuat biaya untuk melaut tinggi, sedangkan hasil tangkap tidak menentu sehingga membuat para nelayan memilih untuk tidak melaut," katanya.
Sementara itu, Cacu Supriyadi (44) mengatakan, sejumlah nelayan yang terpaksa berhenti sementara untuk melaut, saat ini beralih menjadi pekerja serabutan, seperti tukang bangunan, dan buruh tani.
"Daripada melaut dengan hasil tangkapan yang tidak menentu kita sementara terpaksa mencari pekerjaan lainnya demi memenuhi kebutuhan keluarga sehari-harinya," tuturnya.
Dia dan nelayan lainnya berharap, pemerintah untuk segera melakukan sejumlah upaya agar nelayan di pesisir pantai Cianjur selatan agar bisa kembali melaut.
"Kami bersama nelayan lainnya sangat berharap kepada pemerintah agar secepatnya bergerak untuk berupaya, supaya semua nelayan bisa melaut kembali."Tandasnya***Rahmat/Eka