Wartadesa //Kota Cimahi – Menurut anggota DPRD Kota Cimahi dari fraksi Nasdem, H. Enang Sahri Lukmansyah bahwa reses merupakan sarana untuk menyampaikan harapan dan keinginan dari masyarakat dan lingkungan.
” Harapan dan keinginan dari masyarakat dan lingkungan ada tiga jalur, jalur dari Musrenbang, jalur dari janji walikota dan jalur dari aspirasi melalui dewan,” kata Enang dalam acara reses persidangan III Enang Sahri
di Kantor RW 27 Puri Cipageran, Jl. Puri Intan, Cipageran Cimahi Utara, Sabtu (4/11/2023).
Dari tiga jalur tersebut, tetap masuknya ke Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) kepada Dinas terkait.
“Pertama masuk dulu ke Bappeda, melalui SPD baru disebarkan ke Dinas-dinas,” ucapnya.
Tentunya dengan keterbatasan anggaran, ada yang bisa langsung dapat direalisasi dan ada juga yang harus menunggu untuk beberapa tahun kemudian.
“Itu juga suatu perjuangan untuk kita coba jembatani mereka sesuai dengan keinginan harapannya,” ucap Enang.
Rata-rata harapan masyarakat yang diinginkan, kata Enang masalah kebersihan lingkungan, perbaikan jalan, penerangan jalan, selokan dan kebersihan.
“Itu yang banyak diusulkan oleh masyarakat dalam masalah jalan lingkungan seperti PJL, PJG, dan jalan setapak,” katanya.
Disisi lain menurut Enang, dimana dalam reses tersebut di RW 27 Puri Cipageran yang dihadiri sekitar 150 konstituen lebih itu, salah satu warga komplek tersebut juga mengusulkan masalah pemakaman.
“Masalah usulan pemakaman harus kita fasilitasi, saya sih sudah menyampaikan kepada Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP), bagaimana kalau developer itu, kita fasilitasi melalui iuran dari developer untuk membeli tanah yang sudah kita siapkan,” ungkap Enang.
Tujuannya menurut Enang selanjutnya, agar para developer itu betul-betul ada lahan untuk pemakaman.
“Ya memang lahan pemakaman dimanapun saat ini sudah semakin menyempit dan terpenuhi, maka dari itu salah satu caranya kita harus membebaskan tanah untuk lahan pemakaman, lalu dibeli oleh para developer tersebut,” jelas Enang.
Itupun ada juga usulan dari salah seorang warga yang kekeringan masalah air bersih.
“Memang kita ini mendapatkan sumber airnya dari Kabupaten Bandung Barat, bila Situ Lembangnya kekeringan, maka kebawahnya juga akan kering, karena sekarang lahannya sudah kritis,” cetus Enang.
Jadi solusinya salah satunya menurut Enang, harus cari sumber air lainnya.
“Salah satunya sumber air tersebut dari Pasir Layung, yang sumber airnya masih cukup besar,” tambah Enang kembali.
Bahkan masih menurut Enang, pihaknya pernah mengajukan masalah Pasir Layung dengan anggaran sebesar Rp 16 Milyar.
“Untuk SPAM di RW 10 Cipageran kita sudah menganggarkan sebesar Rp 16 Milyar, tapi ternyata kita tidak bisa terealisasi dikarenakan lahannya sudah milik sebuah perusahaan yang kita akan beli tidak mungkin dari APBD, karena sudah jauh dari NJOP (Nilai Jual Objek Pajak),” ujar Dia.
Begitu pula yang disampaikan oleh Ketua RW 27 Perumahan Puri Cipageran, Yana, bahwa dari RT 1 sampai dengan RT 5 baru kali ini mengikuti reses.
“Mudah-mudahan apa-apa aspirasi yang ada dimasyarakat RW 27 bisa tersampaikan dan terealisasi,” papar Yana.
Diakui oleh Yana, bahwa Enang dalam pokok pikiran (Pokir) dewan pembangunan jalan aspal dikomplek Puri Cipageran RW 27 sudah terealisasi.
“Pokir Pak H Enang Sahri Alhamdulillah sudah dilaksanakan pada tahun kemarin, selain jalan juga saluran, yang masuk ke RW 27 ini juga Alhamdulillah sudah lancar,” kata Yana.
Ditambahkan oleh Yana, pihaknya merasa tersanjung diundang untuk menggelar reses ini, sebab tidak semua RW dapat melaksanakan reses ini.
“Kalau tidak salah harus 1000 orang dan batasnya ada, termasuk kami disini bisa melaksanakan reses ini,” ungkap Yana.
**Gani**