Program Ketahanan Pangan Rawan Masalah, Banyak Desa Dalam Pelaksanaan tidak Sesuai Dengan Juklak Juknisnya

Warta Desa
Senin, 11 Desember 2023, Senin, Desember 11, 2023 WAT
Last Updated 2023-12-11T13:45:43Z



Wartadesa-Dengan adanya Program kegiattan penguatan ketahanan Pangan Tingkat Desa ini diharapkan dapat meningkatkan ketersedian pangan bagi warga masyarakat Desa,ketahanan pangan desa juga adalah kemampuan suata desa atau komunitas desa untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya secara mandiri dan berkelanjutan.

Program ketahanan desa yang berkelanjutan supaya memperhatikan ketersedian,keterjangkauan nilai gizi dari pangan yang dihasilkan. Hal tersebut mencakup produksi,distribusi, dan konsumsi pangan yang berkelanjutan, serta upaya-upaya untuk membangun kemandirian  dan kedaulatan pangan di tingkat lokal( Perdesaan ).

Terkait Program Ketahanan Pangan dan hewani yang dialokasikan dari bantuan keuangan pemerintah pusat melalui Dana Desa (DD) Sebesar 20 Persen, disoroti oleh Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Cianjur, program ketahanan pangan dinilainya berpotensi bermasalah karena banyak Warga Masyarakat desa yang tidak dilibatkan dan terkesan hanya orang-orang dekat Kades Saja yang dilibatkan. 

Menurut, Cep Suhendi Ketua GMBI Distrik Cianjur Program Ketahanan pangan dan hewani yang anggarannya mencapai ratusan juta diambil dari bantuan keuangan DD rawan terjadi masalah. Salah satu penyebabnya masalah, yang sering dikeluhkan warga, salah satu penyebabnya tidak transfaran nya pada lapisan Warga,juga setiap pembelian ketahanan pangan hewani banyak yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, juga sering terjadi jauh dari acuan yang tidak sesuai dengan juklak dan juknisnya yang telah diatur oleh kementerian. 

" Jadi banyak acuan yang dijalankan oleh desa, tidak sesuai dengan juklak dan juknisnya yang telah diatur oleh Kementerian," Ujar Cep Suhendi SH, Ketua GMBI Distrik Cianjur kepada Wartadesa,belum lama ini.

Cep Suhendi  mengungkapkan, kondisi seperti itu membuat pelaksanaan program ketahanan pangan dan hewani cenderung tidak efektif dan tidak tepat sasaran.Sehingga, program yang seharusnya bisa dijadikan program yang bermangfaat buat warga. Program yang seharusnya bisa berkesinambungan dan dapat membantu perekonomian masyarakat, justru tidak terlihat sama sekali di banyak Desa.



" Kami, dari GMBI Distrik Cianjur menemukan banyak desa yang pengalokasian program tersebut tidak tepat sasaran juga program tersebut jadi tidak jelas," Imbuhnya 

Cep Suhendi melihat, dari beberapa desa terditeksi berpotensi masalah terutama terkait bantuan program ketahanan pangan. Karena ditemui banyak desa yang menjalankan program tidak sesuai dengan Juklak dan Juknisnya, itu jelas menyalahi aturan yang bisa terjadi adanya penyelewengan anggaran itu sendiri. 

Cep Suhendi mangatakan, dalam beberapa Minggu kedepan akan semua pengurus GMBI Distrik Cianjur akan mengadakan pertemuan untuk membahas terkait program ketahanan pangan yang terditeksi bermasalah, kita akan rekap untuk bikin pelaporan kepada pihak-pihak terkait seperti ke Itda. 

" Jadi pada akhir tahun 2023 para Pengurus GMBI Distrik Cianjur  akan mengadakan pertemuan membahas program ketahanan pangan,sekaligus mengumpulkan bukti desa-desa mana saja yang terditeksi bermasalah untuk bahan bikin pelaporan," pungkasnya

** Abah Andri **

TrendingMore