Wartadesa Cimahi - Kampanye dan debat untuk pemilihan Ketua OSIS dan Ketua MPK di SMPN 1 Cimahi berlangsung meriah, mencerminkan semangat demokrasi di kalangan siswa. Kegiatan ini dirancang untuk mengenalkan siswa pada sistem pemilihan umum, mirip dengan proses pemilu legislatif.
Para siswa terlibat dalam berbagai peran, mulai dari tim sukses hingga penyelenggara pemilu seperti KPPS, KPU, dan Bawaslu. Bahkan, TPS dibentuk untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih calon Ketua OSIS dan Ketua MPK.
Antusiasme siswa-siswi tercermin dalam dukungan mereka terhadap calon masing-masing, menunjukkan keterlibatan yang tinggi dalam proses demokrasi sekolah.
Tiga calon ketua OSIS mengungkapkan visi dan misi mereka dengan cara yang sangat berkompeten dan visioner, tercermin dari penyampaian mereka yang cerdas dan berwawasan.
Seperti yang dikatakan oleh Dinda Velayath (13) Calon Kandidat Nomor Urut 3, alasan utama mencalonkan sebagai ketua OSIS adalah karena pengalamannya untuk masuk ke SMP Negeri 1 yang tidaklah mudah.
"Selama berada disini, saya mendapat banyak ilmu tentang menjadi siswa yang baik dan berkarakter. Pengalaman ini membentuk prinsip saya untuk berbakti kepada SMP Negeri 1 Cimahi melalui organisasi OSIS," ucap siswi kelas 8 tersebut pada, Selasa 13 Februari 2024.
Dinda menuturkan harapannya, agar OSIS dapat menjadi wadah yang lebih baik untuk menampung aspirasi, bakat, dan kreativitas siswa-siswi, sesuai dengan visi organisasi tersebut.
"Saya memiliki daya saing nasional dalam segala aspek prestasi sekolah, jadi SMP 1 ini sampai terlihat ke lingkungan," ungkap Calon Kandidat Ketua OSIS tersebut.
Sementara menurut, Ifes Amanda Priscilia kandidat nomor urut 2, sebagai calon ketua OSIS, ia berkomitmen untuk memberikan pengabdiannya kepada SMPN 1 dengan tujuan meningkatkan reputasi sekolah tersebut. Ia bertekad untuk mengangkat nama baik sekolah dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa SMPN 1 adalah sekolah yang unggul di Cimahi.
"Saya saya ingin memperkenalkan SMPN 1 Cimahi dengan OSIS, dan saya ingin semua siswa-siswi berprestasi dalam bidang tertentu masing-masing," ucap siswi berusia 14 tahun tersebut.
Ifes menjelaskan, strategi agar ia terpilih sebagai ketua OSIS, dengan melakukan pendekatan langsung pada para siswa dan mendengarkan aspirasi dari setiap siswa.
"Banyak kenalan di sekolah ini sehingga cara pendekatannya itu kalau sudah jadi teman sudah dekat dan tentunya menimbulkan rasa percaya. Rasa percaya ini bisa saya manfaatkan untuk meyakinkan saya layak untuk dipilih," tambah Ifes dengan penuh semangat.
Sementara kandidat nomor urut 1, Indriani Azalea (14) mengatakan dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman publik tentang dirinya sebagai calon ketua OSIS, dia aktif bersosialisasi dengan siswa lainnya dengan menjelaskan secara langsung karakter dan visinya sebagai seorang pemimpin.
"Saya selalu ingin bertanya kepada siswa-siswi keinginan apa sih yang ingin diinginkan dari aspirasi dan pendapat, sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa akan ada kegiatan apa di sekolah," ungkapnya.
"Jadi itu juga saya memasang strategi untuk mencari lebih dalam, apa sih yang diinginkan siswa. Dan bersosialisasi dengan teman-teman serta ingin mewujudkan keinginan yang mereka mau dalam sekolah," tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Sekolah SMPN 1 Cimahi Sri Mulyaningsih mengatakan, dalam konteks P5 kali ini, fokusnya adalah pada tema suara demokrasi. Pihaknya mendalami konsep demokrasi yang sedang berkembang saat ini, dengan tujuan memahami bagaimana siswa-siswi mengartikan demokrasi dan bagaimana mereka menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Berhubung bulan ini adalah pemilihan ketua OSIS jadi kita aplikasikan, sehingga kegiatan ini tidak hanya asal memilih OSIS saja, jadi diawali dulu dengan pemahaman mereka tentang demokrasi," ungkapnya.
Dalam proyek P5 ini, Sri menambahkan terdapat beberapa tahapan yang meliputi aktualisasi, kontekstualisasi, dan aplikasi pada kelas-kelas diferensiasi.
"Jadi anak-anak kelas 8 yang sedang mengikuti kegiatan, ada yang jadi Bawaslu, yang menjadi KPPS, yang menjadi apa KPU, yang jadi yang jadi tim sukses, dan ada tim survei," jelasnya.
"Bahkan ada kita juga memperkenalkan kepada anak untuk kegiatan numerasinya, bagaimana mengelola quick count, meskipun banyak di internet metodenya kita perkenalkan kepada anak-anak di kelas," pungkas Sri. (Mong)