Wartadesa Cimahi - Meskipun jadwal resmi pemilihan kepala daerah 2024 telah diatur, suasana politik di Kota Cimahi masih belum sepenuhnya terasa. Sebagian besar partai politik masih terfokus pada dampak Pemilu 2024, menyebabkan kurangnya perhatian terhadap persiapan pilkada yang akan segera berlangsung.
Menurut Peraturan KPU No. 2 Tahun 2024, tahapan dan jadwal pemilihan kepala daerah 2024 sudah dimulai. Namun, perhatian publik terhadap program dan kegiatan KPU Propinsi/Kabupaten/Kota masih minim. Padahal, tahapan penting seperti pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon Walikota/Wakil Walikota dari jalur perseorangan ke KPU dimulai pada 5 Mei 2024.
"Dalam konteks Kota Cimahi, persyaratan dukungan bagi kandidat jalur perseorangan cukup tinggi, yaitu sekurang-kurangnya 8,5% dari jumlah penduduk yang memiliki hak pilih. Hal ini membutuhkan persiapan yang matang dan waktu yang cukup lama," ujar Djamu Kertabudi dalam wawancara dengan awak media, Rabu (20/3).
Meskipun beberapa partai politik di daerah lain sudah memasuki tahap persiapan yang intens, suasana politik di Kota Cimahi masih relatif tenang. Aktivitas partai politik masih berkutat pada hasil Pemilu 2024, meskipun pembicaraan informal internal mungkin sudah dimulai.
"Hasil Pemilu 2024 di Kota Cimahi menunjukkan konfigurasi politik di DPRD Kota Cimahi, dengan sejumlah partai politik memegang kursi. Dari jumlah 45 kursi di DPRD Cimahi, sebagian besar diisi oleh beberapa partai politik utama," tambahnya.
Namun demikian, Djamu menerangkan persyaratan bagi partai politik yang ingin mengusung pasangan calon Walikota/Wakil Walikota secara mandiri juga telah diatur. Hanya PKS yang memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon secara mandiri, sementara partai lainnya harus melakukan koalisi.
"Persiapan kader partai politik menjadi kunci dalam menghadapi pilkada. Beberapa partai politik seperti PKS, Golkar, PDIP, dan Demokrat perlu mempersiapkan kader-kader potensial untuk diusung sebagai kandidat, dengan mempertimbangkan popularitas, elektabilitas, dan kesiapan dana," jelas Djamu.
Saat ini, lanjut Djamu masih terdapat dua figur yang muncul dalam perbincangan publik sebagai calon potensial, yaitu Dikdik Suratno Nugrahawan dan Ngatiyana. Namun, proses seleksi calon masih berlangsung, dan masih banyak variabel yang perlu dipertimbangkan.
"Dengan waktu yang semakin mendekat, sosialisasi tentang pilkada 2024 kepada masyarakat perlu segera dilakukan. Bagi pihak yang masih ragu, penting untuk mengingat slogan yang terpampang di gerbang markas Kopassus Batujajar: 'anda ragu, kembali!' Sedangkan bagi sosok figur yang sudah bulat niatnya untuk menjadi kontestan, hanya ada satu kata: 'gaspoll'!" tutupnya.
** Aa Gani **