BKKBN Jabar Sosialisasikan Penggunaan KB MKJP untuk Menekan Resiko Drop Out.

Warta Desa
Selasa, 17 September 2024, Selasa, September 17, 2024 WAT
Last Updated 2024-09-17T08:13:35Z

Foto : Fitriani Manan,Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak,pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana Kota Cimahi

Wartadesa Cimahi // Hari Kontrasepsi Sedunia 2024 dirayakan pada 26 September dengan tema "Pilih Bijak, Pilih Kontrasepsi". Tahun ini, fokus utama adalah meningkatkan akses dan pendidikan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia, serta mengurangi kesenjangan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. 

Organisasi kesehatan global dan lokal mengadakan berbagai kegiatan, seminar, dan kampanye untuk mendukung kesadaran tentang pentingnya kontrasepsi dalam perencanaan keluarga dan kesehatan masyarakat. 

Upaya ini bertujuan untuk memberdayakan individu dalam membuat keputusan yang tepat mengenai kesehatan reproduksi mereka.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat terus mendorong penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebagai bagian dari program Keluarga Berencana (KB) untuk mengurangi angka drop out pengguna kontrasepsi dan mendukung pencegahan stunting di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Cimahi, Fitriani Manan, menekankan bahwa MKJP tidak hanya lebih praktis tetapi juga aman dan efektif untuk menjarangkan kehamilan serta mencegah stunting. 

“MKJP, seperti IUD dan Implan, bisa bertahan hingga 8 tahun dan 3 tahun. Dengan metode ini, keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan yang lebih baik, sehingga pengasuhan anak lebih terkontrol dan risiko stunting dapat ditekan,” jelasnya.

Fitriani juga menyarankan penggunaan MKJP untuk pasangan usia subur di bawah 35 tahun. Namun, bagi wanita yang telah melewati usia tersebut dan memiliki risiko tinggi dalam kehamilan, metode kontrasepsi yang lebih seperti sterilisasi atau Metode Operasi Wanita (MOW) lebih disarankan.

“Jika sudah di atas 35 tahun, risiko kehamilan lebih tinggi, jadi kami lebih menyarankan MOW atau steril. Tapi untuk menjarangkan kehamilan, MKJP seperti IUD dan Implan masih menjadi pilihan yang efektif,” tutup Fitriani.

Disisi lain Kepala BKKBN Jabar, Fajar Supriadi, menyatakan bahwa Jawa Barat menjadi wilayah dengan target akseptor KB terbesar di Indonesia, yakni sekitar 99 ribu akseptor. Hingga kini, sebanyak 72% dari target tersebut telah tercapai.

“Tinggal beberapa hari lagi, dan mudah-mudahan target ini bisa tercapai,” ujarnya saat ditemui dalam Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2024, Klinik Siliwangi, Selasa (17/9/24).

Fajar menjelaskan, penggunaan MKJP, seperti IUD dan Implan, lebih menguntungkan dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain yang harus digunakan secara berkala, seperti pil KB. MKJP memiliki masa penggunaan yang lebih panjang, sehingga tidak memerlukan pergantian alat secara rutin.

“Penggunaan MKJP ini sangat menguntungkan karena masa penggunaannya panjang. Berbeda dengan kontrasepsi lain yang harus digunakan setiap bulan dan memiliki risiko drop out yang lebih besar,” tambahnya.

Pewarta : A Gani /Dendi 

TrendingMore