CIANJUR, Wartadesa - Sejumlah desa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, hanya beberapa yang memiliki sumber air melimpah.
Sulitnya mendapatkan sumber air sudah dirasakan warga, kebutuhan air bersih selama ini warga mengandalkan air seadanya, karena untuk membuat sumur bor mereka harus mengeluarkan biaya hingga puluhan juta rupiah karena sumber air bawah tanah baru bisa didapat dari kedalaman 30-40 meter bahkan lebih.
Upaya Pipanisasi menjadi solusi bagi warga sukataris di kampung baros kaler dan baros pesantren belum maksimal karena sumber air.
" Banyak ladang dan kebun yang terbengkalai lalu dimanfaatkan warga sebagian besar sumber air menghilang " kata jijah tokoh masyarakat.
Jijah berkisah semakin sulitnya mendapatkan air membuat dirinya dan sejumlah tokoh warga akhirnya memiliki solusi program Desa Pipanisasi yang diberikan Pemerintah Desa Sukataris dengan membangun satu bak penampungan yang anggarannya mencapai 50 juta dan sumur bor dengan anggaran 13 juta yang dipakai warga dua kampung baros kaler dan baros pesantren di Desa Sukataris, Karang Tengah, Kabupaten Cianjur..
Keberadaan sumur bor tidak terlalu membantu untuk memenuhi warga dki dua kampung untuk mendapatkan kebutuhan air bersih.
Akhirnya mereka mencoba membuat pipanisasi dari sumber mata air di tengah bukit gunung Mananggel, guna memenuhi kebutuhan air warga.
Menurut Kepala Desa Moch Nurlukman Mengatakan Pipanisasi menjadi solusi bagi warga baros kaler dan warga baros pesantren untuk kebutuhan rumah tangga karena sebelumnya tidak mudah mendapatkan sumber air mulai dari mata air hingga sumur resapan serta sumur bor-- malah kesulitan mendapatkan sumber air.
Desa akhirnya mendapat bantuan program pipanisasi dan pembangunan sumur bor dari pemerintah, sehingga ketika sumber mata air terkendali oleh jarak dari perkampungan ke sumber mata air. Beberapa tokoh masyarakat dan warga memiliki ide untuk membuat sambungan ke rumah-rumah dan bak penampungan yang dapat digunakan bersama.
Pemerintah desa yang memberikan pengelolaan pendistribusian air kepada tokoh masyarakat mewajibkan mengeluarkan biaya patungan termasuk biaya operasional dan perawatan pipanisasi yang difasilitasi pemerintah desa untuk warga yang memasang pipa dari sumber mata air atau sumur bor.
Dadang atau yang biasa disapa mang Utut mengatakan, saya memasang pipanisasi yang difasilitasi desa, karena kesulitan air bersih. Bahkan beberapa desa menjadikan sumber mata air yang tersambung dari pipanisasi yang didistribusikan ke rumah warga dengan cara berbayar layaknya perusahaan air minum atau disebut perusahaan air desa, dengan tarif pemasangan awal berkisar antara Rp200 ribu sampai Rp100 ribu per sambungan.
" Saya berterima kasih kepada pihak desa yang sudah memfasilitasi pipanisasi air bersih, semoga kedepan air bersih tidak lagi menjadi kendala warga masyarakat "Ucapnya.
Untuk setiap bulannya warga dikenakan biaya pengelolaan air bersama dapat menjadi penghasilan bagi desa dan pengelola yang sebagian besar dijalankan oleh Karangtaruna dan aparat RT/RW di masing-masing wilayah.
Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan air menjadi teratasi meski setiap bulan mereka harus mengeluarkan biaya untuk berlangganan layaknya masyarakat di perkotaan.
Seiring mengalirnya air ke rumah warga, dapat meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan warga karena tidak perlu lagi keluar rumah guna mendapat pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Sumur bor dari warga yang memiliki rezeki lebih dimanfaatkan warga untuk membuat sambungan ke rumah-rumah dan bak penampungan yang dapat digunakan bersama namun menunggu pemilik memberikan izin setelah bak penampungan di rumahnya penuh.
Tidak sedikit warga yang akhirnya mengelola pendistribusian air mengeluarkan biaya patungan termasuk biaya operasional dan perawatan pipanisasi yang sudah dibangun pertama kali oleh warga yang lebih dulu memasang pipa dari sumber mata air atau sumur bor.
Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan air menjadi teratasi meski setiap bulan mereka harus mengeluarkan biaya untuk berlangganan layaknya masyarakat di perkotaan. Namun, solusi yang diberikan tidak memberatkan warga bahkan beberapa di antaranya tidak lagi dipusingkan dengan pasokan air.
Seiring mengalirnya air ke rumah warga, dapat meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan warga karena tidak perlu lagi keluar rumah guna mendapat pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di sejumlah wilayah yang tidak terjangkau Perumdam, seperti di kecamatan terdampak gempa Pemkab Cianjur telah membangun sejumlah sumur bor beserta pipanisasi yang terhubung langsung ke rumah warga dan dikelola bersama.
Sehingga untuk mencukupi kebutuhan warga yang kesulitan air bersih, pemerintah daerah harus segera mencarikan solusi yang tepat dan efisien seperti membuat penampungan air bersih di bagian hulu untuk didistribusikan atau dialirkan ke perkampungan warga yang kesulitan air bersih dengan pengelolaan dan regulasi yang terkontrol.
"Membuat lumbung air atau situ buatan untuk penampungan air , baik untuk kebutuhan pertanian maupun kebutuhan lainnya, menjaga dengan ketat kawasan hijau bagian hulu menjadi kawasan resapan air," ucapnya.***Deri***